Day 16: Pasuruan, Malang, dan Surabaya. Kamu pilih mana?

Ini buat yang belum tahu yaaa. Aku adalah orang jawa timur asli. Jadi kalo kalian mau ke Jawa Timur nih boleh mampir ke rumahku untuk sekedar bersua atau mau ditemani jalan jalan. Jadi aku ala ala tour guide gitu. Biar nanti aku hafalin sejarah sejarah di Pasuruan deh. Beneran Tour guide, LoL. Meskipun Cuma merasakan tinggal di Jawa Timur aja, tapi aku juga merasakan tinggal di beberapa kota berbeda. Sadar atau ga sadar, meski dalam satu wilayah yang berdekatan, orang orang di kota kota ini berbeda sekali karakteristiknya. Yuk aku dongengin sedikit.


1. Pasuruan
Ini adalah tempatku menghabiskan waktu 17 tahun disini. Tempat kelahiran dan bertumbuh kembang. Kota Pasuruan adalah sebuah kota kecil yang begitu begitu aja. Perkembangan kota sampai budayanya juga belum terlalu ada kreatifitas original. Beberapa hal lainnya juga cenderung terinspirasi dari Kota lain. Hehe. Kalau mau dijelasin lebih lanjut, misalkan nih ya ada kegiatan tentang “Pasuruan Djaman Bijen” yang terinspirasi dari “Malang Djaman Doloe”. Tapi kalau boleh saya kritisi, kegiatan ini seperti halnya pasar malam aja gitu. Hanya stand stang sekolah atau organisasi yang berbentuk budaya tapi tidak ada edukasi disana. Coba ya misalkan kegiatan ini dibuat lebih teratur dan ada edukasi yang tersampaikan dengan baik dalam setiap momentnya. Jadi pas gitu acara budaya yang mengedukasi, bukan Cuma pasar malam.

Tapii, orang orang di Pasuruan ini ramah ramah. Baik baik. Semoga juga warga pasuruan mampu menjadi warga yang terus haus akan ilmu. Jadi di sudut sudut perpustakaan itu ada keramaian orang orang duduk dan membaca. Forum forum diskusi ilmu juga semakin bertebaran sehingga Masyarakat pasuruan dapat tumbuh dengan berwawasan.

2. Malang
Ini adalah sebuah kota yang padat. Akan berbeda dari awal saya masuk kuliah di 2011 hingga sekarang. 6 tahun di Malang mampu membuat aku berfikir lebih banyak tentang kreatifitas dan berbagi ilmu yang luas. Mungkin bagi kalian yang belum kenal dengan Malang, do Kota ini banyak Komunitas tumbuh dengan kreatifitas yang luar biasa dan setiap komunitas selalu berhasil melakukan pengembangan dalam bidang bidang yang mereka naungi. Contoh aja Save Street Child Malang, mereka mampu bertumbuh dengan kreatifitas yang juga terus dikembangkan. Hebat lah pokoknya mah di Malang ini. Kotanya Kreatif.

3. Surabaya
Anyway, aku hidup di Surabaya hanya 1,5tahun dan itu di era Ibu Risma. Jadi aku gatau ya di era sebelumnya seperti apa. Karena saat saya sudah di Surabaya, kota ini menjadi nyaman sekali meskipun panas luar biasa ya. Taman taman dibangun dengan baik dan tentunya perawatannya luar biasa. Jalanan jadi wangi karena memang ditanami tanaman yang ada unsur unsur wangi jika malam hari. Ini bukan klenik bukan hantu yaaa. Surabaya juga teratur kok, meski macet yaa kalau jam jam berangkat pulang kerja. Sungai sungai juga menjadi lebih terawat dan indah. Coba kesini seminggu aja deh biar tahu rasanya Surabaya malam hari. Lampu lampunya bagus.

Dari ketiga kota yang pernah aku tinggali ini biaya hidup yang paling rendah adalah Pasuruan. Karena di Malang sendiri sekarang rata rata makanan sudah mencapai 10ribu sampai 15ribu. Kalau kalian ke Surabaya, rata rata makanan diantara 15ribu sampai 30ribu an. Jadi kalian kalau mau kesini ga perlu takut gabisa makan enak. Yuukks daaahh makan makan sama akuuu.

Uswatun Khasanah Katasmir

Post a Comment

3 Comments

  1. hai mba kalau saya dari Balikpapan, tapi sekarang merantau dan tinggal di Sidoarjo, kalau di Balikpapan biaya hidup lebih mahal dibanding Sidoarjo..hehehe

    ReplyDelete
  2. Mau nanya mba, kehidupan di pasuruan untuk biaya hidup, tingkat keamanannya, dan sosial masyarakatnya seperti apa ya?. Terima kasih

    ReplyDelete