Sabaarr

Kesabaran,
Satu yang ingin aku tanya pada kalian,
Apa sesungguhnya makna kesabaran?
Bagaimana sesungguhnya kesabaran itu?

Jangan berikan aku teori, karena aku yakin telah banyak kalimat kubaca tentang makna kesabaran. Bersabar itu tak ada batas, kitalah yang memberi batas. Bersabar itu sebuah penantian pada kebahagiaan. Kesabaran itu butuh kekuatan jiwa. Bahkan ada yang secara sadar mereka mengatakan bahwa "sabar itu kebodohan".

Lalu, apalagi yang ingin kau jelaskan padaku tentang apa itu kesabaran. Segala kelelahan hidup yang kuceritakan pada kalian, selalu saja terjawab hanya dengan satu kata "sabar". Kadang aku berfikir "bodoh", aku bercerita padamu untuk mencari solusi. Bukan untuk mendapatkan satu kata tak berarti seperti itu. Berontak, marah, iya. Aku lelah selalu mendengar kata itu ketika aku mencurahkan segal keluh kesah perjalanan.

Kata paling munafik yang pernah aku dengar. Kata pembual sederhana. 22th sudah aku mengarungi hidup. Dan sekarang aku mulai mengerti apa itu sabar. Yang seringkali disebut sebut dalam banyak cerita. Yang seringkali diwacanakan akan mendapat surga. Yang seringkali di puja.

Tidak ada satupun kata yang bisa memaknai kesabaran sesungguhnya. Kesabaran itu sifat Tuhan, bukan manusia. Manusia mana yang bisa bersabar sekuat kesabaran Tuhan? Bahkan Nabi dan Rasulpun masih bisa marah. Apalagi kita?
Kesabaran bagiku adalah ketenangan jiwa, ketentraman hati. Dimana kita nyaman dengan sebuah keputusan. Kita nyaman dengan penantian. Nyaman dengan kehendak Tuhan. Manusia mana yang mampu melawan kehendak Tuhan? Memberontak? Ketika harapan di jiwa tak disetujui oleh Tuhan? Jelas kita marah? Tapi marah itu ada eksekusinya. Mau marah, mencaci, dan membenci Tuhan? Atau tenang, marah dengan diam, dan mencoba mencari "apa sesungguhnya yang salah dari diriku? Hingga Tuhan berlaku demikian". Lalu memohon maaf pada Tuhan dan menunggu kebaikan Tuhan yang lain. Masih tidak kapok berharap pada kebaikan Tuhan?

Kesabaran itu pilihan lain dari kemarahan. Kesabaran itu keanggunan dari perasaan marah. Ketika logika mampu menerjemahkan perasaan marah, lalu menganggunkan perasaan marah.

Sekedar tulisan.
Dari wanita yang masih labil,
Mencoba belajar dari kesalahan

Uswatun Khasanah Katasmir

Post a Comment

0 Comments